Minggu, 19 Juni 2011

cmangatz./


Datang Tuk Pergi


Aku datang,

Hanya untuk pergi..

Aku hanyalah sepotong batu

Yang kini tiada arti...

Namun,.

Apa guna sesal, semua tak berarti

Hanya sia-sia..

Semuanya hanya semu

Yang terus merayu

Seluruh perjuanganku

Kandas ketika balum berakhir,.

Aku kecewa...

Inginku keriakkan jerit hati

Namun,,tak bisa

Aku hanyalah sendiri

Meski tak berarti

Kan ku coba meraih impian

Nikmati sisi lain hidup, yang mungkin masih tertidur

Aku kan bangkit, tuk buktikan diri

Hanya tuk meraih mimpi

Selasa, 07 Juni 2011

dari sahabat ;D


Sejenak



Sejenak lupakan waktu yang terus berlari

Sejenak lupakan jiwa yang tak berarti

Sejenak lupakan akhir cerita tentang kita

Namun, aku tak ingin lupakan

Bidadari yang mengisi lebih dari setengah jiwaku

Bidadari yang bagaikan pelita bagi hidup gelapku

Bidadari yang merelakan senyum, saat berjumpa dengan nyawaku

Saat aku ingin terbang dengan sayap-sayapmu

Menuju nirwana di singgasanamu

Nirwana tempat tidurmu

Hanya ingin ku ucapkan malam padamu

Tuk lanjutkan hidup untuk aku

Jangan pernah tinggalkan senyum..

Saat aku ingin berdua denganmu

Bila nanti mentari tak lagi muncul dibagian timur kompos dunia

Aku masih dapat melihat senyummu, yang hanya untukku

Tapi, jika kau berikan senyummu kali ini

Akankah dapat kulihat diesok hari

Aku mohon,..walau hanya sejenak,

Janganlah tersenyum padaku kini

Karena senyummu...

Membuatku terbang terlalu tinggi

Dan jika aku jatuh nanti

Itu akan membuatku tak berarti

Aku.......

Hanya ingin senyummu, diakhir nanti

Senin, 06 Juni 2011

this is me


Sebenarnya Wanita Juga Punya

Hati


  • · Di awal aku mengenalmu, merasa biasa, bahkan sangat biasa.

Ketika kamu mulai menunjukkan sedikit tanda-tanda yang aneh yang jujur, membuat wanita senang dan berbunga-bunga. Tapi itulah ketakutan, yang sebenarnya. Ketakutan, karena takut kami GeEr dengan tanda-tanda yang aneh itu. Ketika semua jelas, percayalah kamu yang kami pilih.

  • · Kami wanita, memikirkan segala sesuatu dengan perasaan. Dan kamu, sungguh sebenarnya kami ingin membuatmu selalu menyayangi kami.

Memang terkadang kami terkesan “lebay” atau “jaim” didepanmu. Sungguh, semua itu hanya karena kami tak ingin kamu malu memiliki kami. Meskipun kami tau kamu suka kami apa adanya. Dan kamu menyayangi kami bukan semata-mata kami cantik atau terkenal.

  • · Rasanya kami ingin tau kabarmu setiap saat, setiap HP berbunyi kami selalu berharap itu kamu. Mengharap kamu menanyakan “lagi ngapain?”, “ada dimana?”, “sudah makan?”, atau pertanyaan-pertanyaan lain. Itu tidak lain karena kami ingin diperhatikan. Memang terkesan egois, tapi inilah kami, wanita.
  • · Kami tau kamu pasti merasa jengkel ketika kami mulai melarangmu pergi sampai larut malam, merokok, dan hal buruk lainnya. Itu bukan karena kami sok tau. Bukan karena kami tidak gaul. Sungguh karena kami hanya ingin kamu punya masa depan cerah. Tidak membuang masa mudamu dengan sia-sia. Dan yang terpenting, adalah kesehatanmu. Meski kami tau terkadang kamu berbohong untuk menutupi semua itu. Tapi mengertilah, kami melakukan ini semua hanya untukmu.
  • · Kami wanita selalu ingin diberi kejutan. Kejutan yang tidak pernah disangka. Dan kami tau kamu akan bingung dibuatnya. Bingung memikirkan apa yang akan kamu berikan kepada kami. Kata-kata romantis, hadiah, ajakan kencan seperti difilm-film (he,...), atau apalah. Sebenarnya kami tidak ingin itu semua. Kamu hanya ingin kamu selalu menyayangi kami apa adanya. Itu sudah cukup, dan sangat cukup. Kami justru selalu ingin disupport atas apa yang kami lakukan.
  • · Kami tau kamu selalu ingin dihargai atas semua usaha yang kamu lakukan. Tapi ketahuilah, kami sebenarnya selalu berusaha untuk menghargai semua itu meslki terkadang caranya salah dan membuatmu marah. Sungguh kami tak ingin itu, kami hanya bingung membalas semua usaha yang kamu lakukan yang semata-mata hanya untuk kami, wanita.
  • · Kami tau ketika kami mulai manja, ketika kami mulai menuntut ini-itu, kamu merasa sebel. Tapi inilah kami, ingin selalu disayangi dan kami berpikir dimanjakan adalah salah satu kebutuhan kami, wanita.
  • · Dikalanganmu bukan tidak mungkin ada wanita lain. Entah itu teman atau lebih dari teman. Meski kami tak pernah tau, tapi kamu selalu berharap kamu menjaga kepercayaan kami dan menjaga perasaan kami untuk tidak macam-macam. Tapi mungkin, kamu melanggar itu meski hanya sedikit (iya kan??). dan ketahuilah kami cemburu....
  • · Ketika suatu saat kami ingin ditemui, tiba-tiba dan ternyata kamu sedang bersama teman-temanmu. Dan saat itu kami memaksa tapi kamu tidak mau karena alasan teman. Saat itulah kami berpikir kami dinomor dua kan. Memang kami egois tapi kami hanya ingin kamu posesif. Posesif dalam artian kamu ada dan harus ada disaat kami butuh. Sungguh!! Karena kami hanya punya kamu.
  • · Ketika kami dengar nilai kamu turun, dan orang tuamu marah, sungguh kami sangat-sangat merasa bersalah. Kami merasa sangat menyita waktumu. Yang ada di benak kami hanya minta maaf dan bagaimana merubah itu semua menjadi yang lebih baik. Sungguh Kami manyayangimu. Tetapi, terkadang kamu marah karena kami selalu menyalahkan diri sendiri. Sungguh!! Kami takut disalahkan orang tuamu.
  • · Disaat kamu malas-malasan, disaat kamu membuang waktu sia-sia, kami selalu menyuruh kamu belajar atau sholat. Meski lewat sms kamu menjawab “iya” kami tau kamu pernah bohong. Sebenarnya kamu tidak mengerjakan tapi kamu hanya ingin menghargai kami. Sungguh suatu penghinaan !!, kami hanya ingin kamu lebih baik. Kami hanya ingin kamu sukses dan kami ingin kamu mendo’akan hubungan ini karena kelak kamu akan menjadi pemimpin kami, imam kami yang membawa kami kedalam kebahagiaan. Amin.

waiting




Titik-titik Pena

Selambar kertas putih tercoret tinta saat emosi, dan membekas seumur hidup. Cahaya bintang mengelilingi air mataku, yang bercucuran melawan hembusan angin. Aku berjalan disetiap kenangan dan air mataku tumpah dihatimu.

Dari matamu semua nampak kelabu, tersirat rasa lelah menutup mata dan telinga dari setiap tingkah dan tuturmu. Terkadang tersa lebih baik.

Telah ku toreh sebuah kesalahan dalam hidupku, yaitu mencintai pada saat yang benar-benar salah!.dan pada orang yang tepat, bukan karena dia buruk, tapi seseorang itu seperti daun yang lelah berpegang pada tangkainya dan saat itulah aku datang pada waktu yang tepat seolah telah tergambar digaris tanganku. Namun, semua ini adalah kesalahan dalam diriku. Berbagi duka membuat bebanku berkurang, berbagi tawa membuat semuanya menjadi mudah (dan inilah awal dari kealahanku!! ).

Menjadi orang ketiga diantara dia dan kamu, memberiku banyak pelajaran. Entah aku atau bukan, yang membuat daun melayang dari tangkainya. Namun, dimatamu, aku adalah setitik noda di kehidupanmu. Seberapapun aku berusaha menjadi seseorang yang lebih baik untukmu, hanya sisi burukku yang mampu kau lihat. Aku tak ingin kamu melihat sisi baik dariku. Terkadang aku hanya merasa terpuruk dan tertekan pada keadaan ini. Namun, keterpurukanku terlantas menjadikan aku berlama-lama tertidur dalam balutan selimut yang tebal.

Teman terbaik adalah seseorang yang mampu menegurku. “Ga usah sok dramatis! Ga usah merasa hidup kamu paling berat!, mana kau yan g dulu? Mana kau yang ceria, cerewet?, sekarang kamu tuh cuma suka sendiri, nangis. Kembalikan kau yang dulu, lepaskan dia yang kau cinta, biarkanlah dia pergi sejauh mungkin!!”

Bila mungkin dia jodohku, maka dia akan kembali, tapi bila tidak, dia hanya sekedar menitip cerita didalam hidupku. Apa aku tidak lelah, menangis dan bukankah aku memang salah, jatuh hati pada pacar orang. Semua itu mereka katakan karena mareka inginkan yang terbaik untukku. TERIMAKASIH SHOBAT, KALIAN TELAH MEMBERIKU PENGERTIAN BUKAN BELAS KASIHAN.

Terkadang aku menjauhinya, aku menjaga jarak. Dan dia juga melakukan itu. Kadang kami saling mendiamkan. Sebenarnya ini yang membuatku takut kehilanganmu. Tuhan selalu membuka matamu saat aku dan dia kekasihmu kebetulan bahagia, tapi Tuhan menutup matamu saat kami berusaha menjaga setiap pandangan dan perasaanmu. Dan sekarang haruskah aku peduli?. Jika menjauhimu jauh lebih baik, maka akan aku lakukan sekuat hatiku. Bukan aku tak peduli atas perasaanmu, tapi pikiramu, kecurigaanmu, dan cintamu yang telah menutup hatimu untukku.

Mungkin aku tak pernah tau, saat kamu berdo’a akan hal-hal buruk untukku, tidakkah kau berpikir, apakah kamu benar-benar menyayangiku? Adakah seseorang yang mencintai, tega melihat apa yang dia cintai terluka? Sekalipun i telah menyakiti. Islam mengajarkan untuk mempermudah orang yang kita sayangi, bukan mempersulitnya. Ataukah tuturmu itu hanya sekelumit gejolak karena hatimu masih terluka, karena aku yang tak terbiasa terbagi?

Kamu perlu tau, bila hujan datang, itu adalah saat terindah dalam hidupku, yang inginku bagi dengan seseorang yang kusayangi, sepertimu. Dan saat gelap mulai menghampiri, itu adalah saat yang paling menakutkan dalam hidupku. Tapi, untuk saat ini, kamu bukan lilin, lampu ataupun bintangku. Mungkin untuk seterusnya kamu tak dapat menerangi langkahku.

Akhir-akhir ini aku semakin mengerti akan cara mencintai seseorang, akan begaimana kehidupan itu tak selamanya seperti apa yang kita rencanakan dan kehidupan itu seperti roda. Ada saat aku menjadi peran utama dan ada masa aku manjadi oarang ketiga. Dan saat aku menjadi orang ketiga inilah aku belajar menyikapi masalah, ku belajar tidak untuk menyalahkan waktu dan keadaan. Tapi, belajar unutk mengerti apa yang salah pada diriku, dan tak akan ku ulangi lagi. Ini adalah hukuman untukku, karena aku sangat membenci orang ketiga dalam kisahku masalalu lewat kalian. Tuhan mengajarkanku tentang bagaimana rasanya menjadi orang ketiga, dan bagaimana aku harus keluar dari semuai ini. Tapi aku adalah wanita yang takkan mampu tertawa diatas tangisan wanita lain. Bahkan sekalipun aku menginginkan kamu adalah lelaki baik dan kamu juga menepati apa yang kamu katakan.

Semoga semua ini menjadi satu pelajaran bagiku dan segala kisah ini adalah kisah terbaik yang memberikan kedewasaan berpikir bagi masing-masing orang termasuk aku.

Cinta itu indah, tapi sering rumit oleh pelakunya. Seperti hidup ini, indah dan lebih indah bila diwarnai dengan persahabatan bukan dengan permusuhan yang membuat kita tertawa melihat kebodohan dengan segala permusuhan dikala kita dewasa nanti.

Kini aku mengerti, menghilang dan menjauh serta merelakan kabahagiaan dia bersama orang terkasihnya adalah hal bijaksanan yang mungkin harus aku lakukan. Aku katakan, “Aku senang malakukan ini, merelakanmu dan melihatmu bahagia.”